Sungguh malang nasib ibu dan putrinya ini. Setelah ibunya didiagnosa kanker, kini balitanya yang baru berusia 15 bulan juga harus mengalami penderitaan yang sama. Keduanya kini menjalani pengobatan dan berjuang bersama melawan kanker.
Kezia Fitzgerald (28 tahun) dan putrinya Saoirse yang baru berusia 15 bulan memiliki banyak kesamaan. Keduanya pirang dan bermata biru cerah, mudah tertawa dan selalu berbagi kasih. Malangnya, tubuh kedua perempuan ini juga sama-sama digerogoti kanker.
"Ini membuat frustasi. Ini tidak adil. Pada waktu yang sama, tidak ada yang dapat Anda lakukan untuk mengubahnya. Satu-satunya hal yang dapat Anda lakukan adalah menyembuhkan dan mengobati diri sendiri," kata Fitzgerald, yang tinggal di Danvers, Massachusetts, seperti dilansir CNN.
Fitzgerald didiagnosis dengan limfoma Hodgin, yaitu kanker kelenjar getah bening yang merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh. Dan lima bulan setelah Fitzgerald menerima diagnosis kanker, putri kecilnya Saoirse juga didiagnosis dengan neuroblastoma, yaitu tumor ganas yang berkembang pada bayi dan anak-anak.
Neuroblastoma adalah tumor ganas yang berkembang pada bayi dan anak-anak ketika sel-sel saraf yang belum matang berubah menjadi tumor bukan sel dan serat. Tumor biasanya dimulai di dalam kelenjar adrenal, di atas ginjal dan menghasilkan hormon. Ini adalah salah satu jenis kanker yang paling umum untuk bayi dan anak-anak, setelah leukemia dan kanker otak.
Neuroblastoma dapat terbentuk di dada atau di sebelah sumsum tulang belakang dan menyebar ke tulang, sumsum tulang, hati, kelenjar getah bening, kulit dan ruang di sekitar mata.
Ini bukan pertama kalinya kanker menyerang dua anggota keluarga pada saat yang sama. Pernah ada kasus ayah dan anak yang didiagnosis dengan kanker prostat ganda, dan ibu dan anak perempuan berjuang melawan kanker payudara. Tapi jarang sekali seorang ibu muda dan balitanya yang berusia 1 tahun berbagi pengalaman kehilangan rambut dan mendapatkan kemoterapi bersama-sama.
Kanker yang dialami Fitzgerald bermula saat ia sedang hamil. Selama kehamilannya pada tahun 2010, Fitzgerald melihat pembengkakan kelenjar getah bening di lehernya. Dia tidak terlalu memikirkannya, karena ia mengalami pembengkakan sebelumnya selama musim alergi. Itu tidak sakit, hanya membuat lehernya tampak tidak rata.
Tapi satu bulan setelah ia melahirkan, pembengkakan di sisi kanan leher Fitzgerald tetap bertahan. Dokter kemudian menyatakan ia menderita limfoma Hodgkin tahap tiga. Tumor ganas itu telah menyebar ke leher, dada dan perut Fitzgerald.
Yang ia pikirkan saat itu adalah bagaimana ia akan merawat bayinya selama perawatan kanker. Dia juga tidak bisa menyusui Saoirse karena kemoterapi dan scan PET menggunakan radiasi.
Namun, suatu hari suaminya melihat Saoirse tidak lincah seperti biasanya. Bahkan yang lebih mengejutkan, ia mengalami lebam hitam di kedua matanya, seperti tampak habis berkelahi.
"Dia terbangun dan matanya bengkak. Kelopak matanya hitam dan biru dan kuning, ia seperti telah memukul kedua matanya," kata Fitzgerald.
Saoirse juga rewel dan muntah. Dia mengalami pembengkakan di kedua telinga dan tonjolan ukuran telur pada pelipis kanannya. Kepalanya tampak seperti akan meledak.
Dokter menemukan tumor di perut Saoirse. Dia berada di tahap keempat dari kanker ganas yang disebut neuroblastoma. Kankernya sudah menyebar sangat luas hingga ke kelenjar adrenal, sumsum tulang, telinga dan seluruh tubuh mungilnya.
Saoirse memerlukan kemoterapi segera. Dan Fitzgerald juga tetap harus menjalani perawatan kankernya. Saoirse menerima kemoterapi bulanan yang dapat bertahan tiga atau empat hari. Bagian yang paling sulit bagi orangtua Saoirse adalah mendengarkannya dalam kesulitan.
"Saya ingin memeluknya dan mengambil rasa sakit itu dan biarkan dia memiliki kedamaian. Sebagai orangtua, saya hanya harus fokus dan tahu, itu untuk membantunya lebih baik," jelas Mike, ayah Saoirse.
Namun menurut dokter, kanker tidak menghambat perkembangan Saoirse. Saoirse memiliki energi tinggi dan berdiri untuk berjalan dan berkomunikasi.
Kini ahli bedah telah mengangkat kedua kelenjar adrenal Saoirse karena kerusakan dari kanker. Tapi tanpa kelenjar ini, dia harus mengambil pengganti hormon steroid selama sisa hidupnya. Saoirse juga akan menjalani transplantasi sel induk menggunakan sel sendiri untuk menyelamatkan sumsum tulangnya.
Kezia Fitzgerald (28 tahun) dan putrinya Saoirse yang baru berusia 15 bulan memiliki banyak kesamaan. Keduanya pirang dan bermata biru cerah, mudah tertawa dan selalu berbagi kasih. Malangnya, tubuh kedua perempuan ini juga sama-sama digerogoti kanker.
"Ini membuat frustasi. Ini tidak adil. Pada waktu yang sama, tidak ada yang dapat Anda lakukan untuk mengubahnya. Satu-satunya hal yang dapat Anda lakukan adalah menyembuhkan dan mengobati diri sendiri," kata Fitzgerald, yang tinggal di Danvers, Massachusetts, seperti dilansir CNN.
Fitzgerald didiagnosis dengan limfoma Hodgin, yaitu kanker kelenjar getah bening yang merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh. Dan lima bulan setelah Fitzgerald menerima diagnosis kanker, putri kecilnya Saoirse juga didiagnosis dengan neuroblastoma, yaitu tumor ganas yang berkembang pada bayi dan anak-anak.
Neuroblastoma adalah tumor ganas yang berkembang pada bayi dan anak-anak ketika sel-sel saraf yang belum matang berubah menjadi tumor bukan sel dan serat. Tumor biasanya dimulai di dalam kelenjar adrenal, di atas ginjal dan menghasilkan hormon. Ini adalah salah satu jenis kanker yang paling umum untuk bayi dan anak-anak, setelah leukemia dan kanker otak.
Neuroblastoma dapat terbentuk di dada atau di sebelah sumsum tulang belakang dan menyebar ke tulang, sumsum tulang, hati, kelenjar getah bening, kulit dan ruang di sekitar mata.
Ini bukan pertama kalinya kanker menyerang dua anggota keluarga pada saat yang sama. Pernah ada kasus ayah dan anak yang didiagnosis dengan kanker prostat ganda, dan ibu dan anak perempuan berjuang melawan kanker payudara. Tapi jarang sekali seorang ibu muda dan balitanya yang berusia 1 tahun berbagi pengalaman kehilangan rambut dan mendapatkan kemoterapi bersama-sama.
Kanker yang dialami Fitzgerald bermula saat ia sedang hamil. Selama kehamilannya pada tahun 2010, Fitzgerald melihat pembengkakan kelenjar getah bening di lehernya. Dia tidak terlalu memikirkannya, karena ia mengalami pembengkakan sebelumnya selama musim alergi. Itu tidak sakit, hanya membuat lehernya tampak tidak rata.
Tapi satu bulan setelah ia melahirkan, pembengkakan di sisi kanan leher Fitzgerald tetap bertahan. Dokter kemudian menyatakan ia menderita limfoma Hodgkin tahap tiga. Tumor ganas itu telah menyebar ke leher, dada dan perut Fitzgerald.
Yang ia pikirkan saat itu adalah bagaimana ia akan merawat bayinya selama perawatan kanker. Dia juga tidak bisa menyusui Saoirse karena kemoterapi dan scan PET menggunakan radiasi.
Namun, suatu hari suaminya melihat Saoirse tidak lincah seperti biasanya. Bahkan yang lebih mengejutkan, ia mengalami lebam hitam di kedua matanya, seperti tampak habis berkelahi.
"Dia terbangun dan matanya bengkak. Kelopak matanya hitam dan biru dan kuning, ia seperti telah memukul kedua matanya," kata Fitzgerald.
Saoirse juga rewel dan muntah. Dia mengalami pembengkakan di kedua telinga dan tonjolan ukuran telur pada pelipis kanannya. Kepalanya tampak seperti akan meledak.
Dokter menemukan tumor di perut Saoirse. Dia berada di tahap keempat dari kanker ganas yang disebut neuroblastoma. Kankernya sudah menyebar sangat luas hingga ke kelenjar adrenal, sumsum tulang, telinga dan seluruh tubuh mungilnya.
Saoirse memerlukan kemoterapi segera. Dan Fitzgerald juga tetap harus menjalani perawatan kankernya. Saoirse menerima kemoterapi bulanan yang dapat bertahan tiga atau empat hari. Bagian yang paling sulit bagi orangtua Saoirse adalah mendengarkannya dalam kesulitan.
"Saya ingin memeluknya dan mengambil rasa sakit itu dan biarkan dia memiliki kedamaian. Sebagai orangtua, saya hanya harus fokus dan tahu, itu untuk membantunya lebih baik," jelas Mike, ayah Saoirse.
Namun menurut dokter, kanker tidak menghambat perkembangan Saoirse. Saoirse memiliki energi tinggi dan berdiri untuk berjalan dan berkomunikasi.
Kini ahli bedah telah mengangkat kedua kelenjar adrenal Saoirse karena kerusakan dari kanker. Tapi tanpa kelenjar ini, dia harus mengambil pengganti hormon steroid selama sisa hidupnya. Saoirse juga akan menjalani transplantasi sel induk menggunakan sel sendiri untuk menyelamatkan sumsum tulangnya.
( Sumber : detikHealth )