Gara-gara mencuci pakaian dan mandi di aliran sungai, sebanyak tujuh orang warga Tanjung Karang Timur, Lampung mengalami kulit yang tiba-tiba melepuh. Kondisi parah dialami oleh warga yang sempat mandi di sungai yang diduga telah tercemar limbah tersebut.
Kejadian ini bermula saat ketujuh warga tersebut selesai mencuci pakaian dan mandi di Sukamanjur yang ada di sekitar kelurahan tersebut. Ketujuhnya, yakni; Yati (40), Susi (33), Rina (27), Yanto (50), Hamsah (40), Mina (60), dan Lina (30) segera dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Warga yang mencuci baju hanya melepuh pada bagian yang terkena air, sedang yang mandi hampir sekujur badannya melepuh.
"Saat berendam saya merasa badan panas dan perih-perih, begitu saya naik, kulit saya tiba-tiba melepuh seperti terbakar," ujar Yati
Penyebab melepuhnya kulit ketujuh warga tersebut diduga kuat akibat limbah yang kerap dibuang oleh sebuah pabrik yang letaknya tidak jauh tidak jauh dari sungai.
Hal tersebut diungkapkan Lurah Kedamaian, M. Zaini setelah dirinya dan aparat kepolisian mendatangi perusahaan pembuat sari gula tersebut. Sedangkan pimpinan perusahaan, tidak mau memberikan konfirmasi kepada wartawan.
Kasus ini hingga kini segera ditangani Badan Pengelolaan dan Pengendalian dampak Lingkungan Hidup (BPPLH) Kota Bandar Lampung. Walikota Bandar Lampung, Herman H. N sendiri yang memerintahkan untuk segera mengusut masalah ini.
"Jika pihak perusahaan tidak kooperatif, akan saya tutup perusahaan itu dan cabut izinnya. Jangan sampai warga yang dirugikan karena ulah pengusaha yang tidak bertanggung jawab," geram Herman H.N kepada wartawan.
Kejadian ini bermula saat ketujuh warga tersebut selesai mencuci pakaian dan mandi di Sukamanjur yang ada di sekitar kelurahan tersebut. Ketujuhnya, yakni; Yati (40), Susi (33), Rina (27), Yanto (50), Hamsah (40), Mina (60), dan Lina (30) segera dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Warga yang mencuci baju hanya melepuh pada bagian yang terkena air, sedang yang mandi hampir sekujur badannya melepuh.
"Saat berendam saya merasa badan panas dan perih-perih, begitu saya naik, kulit saya tiba-tiba melepuh seperti terbakar," ujar Yati
Penyebab melepuhnya kulit ketujuh warga tersebut diduga kuat akibat limbah yang kerap dibuang oleh sebuah pabrik yang letaknya tidak jauh tidak jauh dari sungai.
Hal tersebut diungkapkan Lurah Kedamaian, M. Zaini setelah dirinya dan aparat kepolisian mendatangi perusahaan pembuat sari gula tersebut. Sedangkan pimpinan perusahaan, tidak mau memberikan konfirmasi kepada wartawan.
Kasus ini hingga kini segera ditangani Badan Pengelolaan dan Pengendalian dampak Lingkungan Hidup (BPPLH) Kota Bandar Lampung. Walikota Bandar Lampung, Herman H. N sendiri yang memerintahkan untuk segera mengusut masalah ini.
"Jika pihak perusahaan tidak kooperatif, akan saya tutup perusahaan itu dan cabut izinnya. Jangan sampai warga yang dirugikan karena ulah pengusaha yang tidak bertanggung jawab," geram Herman H.N kepada wartawan.
( Sumber : VIVAnews )