Manfaat Jus Tidak Sebaik yang Anda Kira - Ngejus boleh jadi cara tercepat untuk menyajikan buah dan sayuran. Itu sebabnya sebagian besar dari kita lebih senang minum jus dari buah atau sayur ketimbang repot-repot mengunyahnya.
Kita mungkin berpikir bahwa manfaat yang dihasilkan dari mengkonsumsi jus buah atau sayur sama dengan manfaat yang kita peroleh jika mengunyah buah atau sayur. Ternyata, hal itu keliru. Tren ngejus di kalangan pecinta kebugaran telah membuat banyak orang menerima kebiasaan itu, dan akhirnya mengabaikan fakta penting dibaliknya. Demikian menurut seorang ahli nutrisi Amerika, Brandon Kolar.
Manfaat jus dan mitos
Memang, ada aspek positif jus, yakni memudahkan orang memperoleh nutrisi dari buah dan sayur yang tidak mereka sukai. Selain itu, orang menyukai jus karena dapat menambahkan bahan-bahan lain yang membuatnya enak, dan tentu saja akan meningkatkan mood dan keceriaan. Dan, yang paling populer lagi, diyakini bahwa dengan banyak ngejus dapat menurunkan berat badan, menambah kecantikan kulit, rambut, dsb., tapi tidak ada bukti ilmiah bahwa jus lebih menyehatkan daripada mengunyah buah atau sayuran. Demikian pendapat Jennifer K. Nelson, seperti yang ditulis dalam Mayoclinic.
Sejalan dengan itu Kollar mengatakan bahwa kebiasaan ngejus saat ini lebih ke soal gaya hidup, ketimbang tentang gizi. Jadi, cara terbaik untuk mendapat nutrisi dari buah-buahan maupun sayuran adalah dengan mengunyah, bukan dengan ngejus.
Mengapa demikian? Bila Anda mengkonsumsi jus, maka Anda akan kehilangan serat buah atau sayurannya. Padahal, serat merupakan alasan utama mengapa kita perlu mengkonsumsi buah dan sayuran, karena hal ini sangat baik bagi metabolisme tubuh. Jika Anda minum jus, maka tubuh tidak dapat menyerap nutrisi sebaik Anda mengunyah buah atau sayuran.
Mengapa mengunyah lebih penting?
Prof Hiromi Shinya dalam The Miracle of Enzyme, mengungkapkan bahwa cara kita mengunyah makanan sangat terkait erat dengan kesehatan. Saat mengunyah, terjadi proses kimiawi di dalam mulut, dimana makanan bercampur dengan air liur. Ini dapat diibaratkan sebagai proses melumasi makanan dalam mulut, yang membantu proses pencernaan lebih lanjut di dalam usus. Air liur mengandung enzim ptialin yang berguna untuk mengubah amilum menjadi glukosa. Selain itu, pada saat mengunyah, air liur juga akan bekerja untuk menguraikan karbohidrat yang dapat meminimalkan beberapa resiko kesehatan seperti kencing manis.
Jadi bayangkan, bila Anda mengunyah buah atau sayur, maka Anda mendapat manfaat lebih dari sekedar nutrisi yang maksimal tetapi juga manfaat lainnya bagi tubuh Anda.
Pilih kesehatan atau rasa?
Pendapat ini tidak menyarankan Anda untuk meninggalkan jus. Tetapi, bila Anda lebih mengutamakan manfaat kesehatan yang maksimal ketimbang rasa enak atau kenyamanan, maka pilihan yang tepat adalah makan buah dan sayur dengan cara mengunyah, bukan ngejus.
Akan tetapi, jika Anda memilih ngejus, perhatikan agar Anda membuat jus untuk sekali minum, karena jus dapat menjadi tempat yang sangat baik bagi perkembangan bakteri. Ini berarti, jangan menyisihkan jus untuk waktu yang lama. Sebaiknya, hindari konsumsi jus-jus yang tersedia di toko. Selain mempertimbangkan faktor kelayakan konsumsi, juga pertimbangkan faktor kandungannya, karena jus-jus kemasan biasanya diberi penyedap rasa, mengandung banyak gula.
Kita mungkin berpikir bahwa manfaat yang dihasilkan dari mengkonsumsi jus buah atau sayur sama dengan manfaat yang kita peroleh jika mengunyah buah atau sayur. Ternyata, hal itu keliru. Tren ngejus di kalangan pecinta kebugaran telah membuat banyak orang menerima kebiasaan itu, dan akhirnya mengabaikan fakta penting dibaliknya. Demikian menurut seorang ahli nutrisi Amerika, Brandon Kolar.
Manfaat jus dan mitos
Memang, ada aspek positif jus, yakni memudahkan orang memperoleh nutrisi dari buah dan sayur yang tidak mereka sukai. Selain itu, orang menyukai jus karena dapat menambahkan bahan-bahan lain yang membuatnya enak, dan tentu saja akan meningkatkan mood dan keceriaan. Dan, yang paling populer lagi, diyakini bahwa dengan banyak ngejus dapat menurunkan berat badan, menambah kecantikan kulit, rambut, dsb., tapi tidak ada bukti ilmiah bahwa jus lebih menyehatkan daripada mengunyah buah atau sayuran. Demikian pendapat Jennifer K. Nelson, seperti yang ditulis dalam Mayoclinic.
Sejalan dengan itu Kollar mengatakan bahwa kebiasaan ngejus saat ini lebih ke soal gaya hidup, ketimbang tentang gizi. Jadi, cara terbaik untuk mendapat nutrisi dari buah-buahan maupun sayuran adalah dengan mengunyah, bukan dengan ngejus.
Mengapa demikian? Bila Anda mengkonsumsi jus, maka Anda akan kehilangan serat buah atau sayurannya. Padahal, serat merupakan alasan utama mengapa kita perlu mengkonsumsi buah dan sayuran, karena hal ini sangat baik bagi metabolisme tubuh. Jika Anda minum jus, maka tubuh tidak dapat menyerap nutrisi sebaik Anda mengunyah buah atau sayuran.
Mengapa mengunyah lebih penting?
Prof Hiromi Shinya dalam The Miracle of Enzyme, mengungkapkan bahwa cara kita mengunyah makanan sangat terkait erat dengan kesehatan. Saat mengunyah, terjadi proses kimiawi di dalam mulut, dimana makanan bercampur dengan air liur. Ini dapat diibaratkan sebagai proses melumasi makanan dalam mulut, yang membantu proses pencernaan lebih lanjut di dalam usus. Air liur mengandung enzim ptialin yang berguna untuk mengubah amilum menjadi glukosa. Selain itu, pada saat mengunyah, air liur juga akan bekerja untuk menguraikan karbohidrat yang dapat meminimalkan beberapa resiko kesehatan seperti kencing manis.
Jadi bayangkan, bila Anda mengunyah buah atau sayur, maka Anda mendapat manfaat lebih dari sekedar nutrisi yang maksimal tetapi juga manfaat lainnya bagi tubuh Anda.
Pilih kesehatan atau rasa?
Pendapat ini tidak menyarankan Anda untuk meninggalkan jus. Tetapi, bila Anda lebih mengutamakan manfaat kesehatan yang maksimal ketimbang rasa enak atau kenyamanan, maka pilihan yang tepat adalah makan buah dan sayur dengan cara mengunyah, bukan ngejus.
Akan tetapi, jika Anda memilih ngejus, perhatikan agar Anda membuat jus untuk sekali minum, karena jus dapat menjadi tempat yang sangat baik bagi perkembangan bakteri. Ini berarti, jangan menyisihkan jus untuk waktu yang lama. Sebaiknya, hindari konsumsi jus-jus yang tersedia di toko. Selain mempertimbangkan faktor kelayakan konsumsi, juga pertimbangkan faktor kandungannya, karena jus-jus kemasan biasanya diberi penyedap rasa, mengandung banyak gula.